Waktu itu Juni 2011,
sebelum kembali ke Ibu kota Jakarta aku sempatkan mendoakan
Bapak ku, Ibu kandungku, adik kecil ku dan nenek ku tersayang.
Semoga bahagia dia alam sana.
Aku sekarang tinggal dan bekerja di Jakarta sudah hampir 5 tahun aku di Ibu kota ini.
Walaupun gaji pas-pasan dan tinggal di kos-kosan tapi aku harus tetap semangat untuk mencari penghidupan di kota ini, yang banyak orang bilang “kejam”. Yahh,,, namanya juga perantauan pulang kampung paling 1 tahun sekali atau 1 tahun 2 kali. Walaupun kadang rasa kangen begitu memuncak ya aku pendam saja, nunggu sampai jadwal pulang kampung tiba…
Jauuh,, yahh begitulah keadaan sekarang, jauh dari kampung halaman, jauh dari saudara, sahabat, teman di kampung. yang ada ketika sedang sepi dan sendiri di kos-kosan, hanya bisa membayangkan mereka yang jauh disana.
Aku adalah anak tunggal ga punya saudara kandung, hemm,, biasanya anak tunggal ga boleh pergi jauh-jauh dari orang tua, tapii aku beda, aku harus berjuang tuk gapai cita-cita ku. Walaupun pada saat itu berat bagi orang tua ku tuk melepas kepergianku ke Jakarta.
Ibu kandungku sudah tiada ketika usia ku 5 tahun, kemudian aku di asuh oleh nenek ku. Mungkin saat itu aku belum tahu banyak hal tentang ibu kandungku. Tapi dari cerita nenek, katanya aku punya saudara kandung, tapi sayang adik kecil ku ikut meninggal dunia dalam kandungan bersama Ibu ku. Karena suatu penyakit kata nenek waktu itu.
Hingga suatu saat nenekku tersayang meninggal dunia, waktu itu aku masih SD. Kemudian ketika aku SMP Bapak menikah lagi dengan Ibu tiri ku. Walaupun usia ibu tiri ku terpaut jauh dengan bapak, namun aku sebagai anak yg masih kecil waktu itu ya ngikut saja keputusan Bapak.
Walaupun dalam pikirianku Ibu Tiri itu kejam tapi ga sekejam yang aku kira selama ini. Dia cukup baik, cukup sayang sama aku walaupun kadang cuek dan mementingkan dirinya sendiri. Yahhh,, walaupun ada beberapa sikap atau sifatnya yang ga aku sukai begitu juga oleh bapak, tapi namanya juga manusia pasti ada kekurangannya. Jujur aku lebih sayang sama Bapak.
Sampai pada suatu saat ketika aku sudah bekerja di Jakarta 2 tahun, ada kabar dari keluarga di kampung kalau Bapak meninggal dunia. Mendengar kabar itu bagai di sambar petir disiang bolong. Aku merasa kehilangan segala-galanya. Hidup ini sepertinya sudah ga berguna lagi, rasanya ingin mati dan ikut bapak ke alam sana. Karena satu-satunya orang yang aku sayangi telah tiada.
Tapi seiring waktu berjalan setelah kepergian bapak, aku merasa Ibu Tiri mulai ada perubahan, lebih perhatian sama aku, kadang telpon cuma menanyakan sudah makan belum, atau telpon cuma pingin dengar suaraku dan masih banyak hal yang berubah. Aku yang tadinya ga begitu respek dengan Ibu Tiriku lama-lama aku juga merasa kehilangan sosoknya ketika lama tidak telpon, lama tidak dengar suaranya atau lama tidak pulang kampung.
Yahhhh dibalik semua kejadian-kejadian yang aku alami semasa hidup ini, penuh dengan hikmah yang berarti bagi hidup ku ke depan. Banyak pelajaran yang aku dapatkan, bahwa masih banyak keluarga, saudara, teman sahabat di sana yang menyayangiku. Dan aku merasa kehilangan seseorang itu setelah seseorang itu sudah tiada lagi. seperti Bapakku dan nenek ku yang ku sayangi.
Aku ga mau penyesalan ini terjadi lagi, walaupun aku belum bisa membuat bahagia bapak, tapi aku kan coba tuk membahagiakan Ibu tiri ku, mungkin dengan itu Bapak ku kan ikut bahagia di alam sana. Walaupun sekarang Ibu tiri ku tinggal di kampung seorang diri, tapi dia tetap merasa bahagia karena masih ada aku yang walaupun jauh tapi tetap menyayanginya.
Simbok, aku kangen mbok,,,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar